MOTTO SMA NEGERI 1 TILATANG KAMANG "BERBUDI PEKERTI DAN BERPRESTASI"

18 April 2009

Ekonomi Pendidikan

PELAJARAN DARI EKONOMI PENDIDIKAN

Ekonomi pendidikan adalah pelajaran yang baru yang mana merupakan cabang dari ekonomi setelah 10 – 15 tahun yang lalu. Ini akan menjadi hal yang mengejutkan karena akan menjadi nasehat secara praktek bagi perencana pendidikan pada negara-negara yang kurang berkembang. Penelitian telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang peraturan-peraturan dan ini akan menjadi solusi bagi “permasalahan pekerja”.
Bentuk Optimum dari Piramid Pendidikan
Ekonomi pendidikan pada hampir semua negara berkembang tidak terlalu menentukan investasi pada pendidikan primer. Sejak tahun 1950 pendidikan mulai tumbuh pesat. Pada awal tahun 1960 adanya perkembangan yang lebih tinggi. Pada beberapa tahun terakhir adanya penguatan pada pendidikan karena memperlihatkan pada kapasitas sistem ekonomi untuk menyerap orang-orang yang berpendidikan sebagai pekerja dan bagian karena adanya pertumbuhan ketakutan yang menyebabkan keterbukaan terhadap perkembangan pendidikan sekunder dan pendidikan yang lebih tinggi tanpa batas. Mungkin yang juga penting sebagai pertimbangan adalah realisasi perkiraan tenaga manusia yang membuat perencana pendidikan tidak memiliki pilihan lagi karena perkiraan akan diketahui sebagai “kebutuhan” untuk pekerja berpendidikan primer dan diperkirakan biaya pendidikan tidak mempengaruhi hasil akhir dari latihan, maka harus ada komitmen pada pengeluaran biaya pendidikan untuk mengembangkan pendidikan sekunder dan pendidikan yang lebih tinggi.
Ada suatu keraguan dalam menerima keterbatasan kemampuan dari ekonomi untuk memperkirakan kemampuan ekonomi secara akurat dimasa depan, karena lama perputaran pendidikan adalah paling kurang 5 tahun, maka tidak salah kalau bisa ditemukan perkiraan yang akurat pada jangka waktu tersebut. Tetapi perkiraan jangka panjang telah berubah menjadi suatu yang salah, karena prediksi yang akurat bisa dibuat dalam periode 2 – 3 tahun dan ini tidak diragukan lagi sebagai peraturan penggunaan tenaga manusia yang memberikan informasi tentang program pelatihan, pelayanan penempatan tenaga kerja, arahan pekerja dan evaluasi pada jangka waktu yang pendek dari perkiraan tidak diragukan lagi menjadi prediksi yang lebih baik pada jangka waktu menengah dan panjang. Tetapi pada dekade berikutnya hanya akan ada sedikit pendapat yang berbeda mengenai apakah sistem pendidikan seharusnya menyediakan tenaga untuk jangka waktu yang panjang, karena pengalaman menyatakan hal ini tidak bisa terjadi.
Ada cara memperhatikan rencana pendidikan meskipun kita hanya memperhatikan tujuan ekonomi secara sempit. Alternatif pendekatannya adalah dengan analisis – cost – benefit dan kadang-kadang dengan analisis rate of return. Ini adalah defisiensi yang jelas. Ketika kita memutuskan untuk menghabiskan uang untuk pendidikan dari pada untuk hal-hal lain, maka kita percaya bahwa kita dengan mengeluarkan uang kita dapat mencapai tujuan kita dengan efektif, ketika tujuan salah satunya adalah ekonomi maka kita dapat menyimpan pengaruh kegiatan yang memberikan hasil pada keuntungan ekonomi yang besar per unit biaya dibandingkan dengan yang lain. Analisis cost benefit adalah kerangka kerja yang tepat yang mana cara berpikir tentang rencana pendidikan, apakah ini sudah menjadi akhir ekonomi yang tepat ?.
Orang dalam menghabiskan uang mereka untruk pendidikan tergantung pada latar belakang keluarga. Jadi jika membuat perbandingan antara uang keluar dan pendidikan, maka ini kita bisa membandingkan antara pengeluaran dengan biaya yang dikelurkan untuk level pendidikan yang berbeda-beda. Kita tidak bisa pungkiri bahwa adanya level tertentu dari sistem pendidikan yang dipengaruhi oleh kondisi tetangga atau orang lain.
Pertanyaannya adalah apakah mereka yang menghabiskan uangnya lebih banyak untuk pendidikan menggambarkan apakah mereka akan memberikan kontribusi yang besar pada income nasional, disini kita perlu mengatakan bahwa apabila struktur gaji dan pendapatan dibidang ekonomi adalah menjadi konvensi sosial maka ini akan menggambarkan harga dan return ekonomi pendidikan.
Disini sangat lengkap yaitu dimana tingkat return investasi pendidikan disebuah negara tidak terlalu menjadi statistik yang berarti apabila tidak adanya hubungan antara penghasilan deangan perbedaan skill yang dimiliki seseorang.
Satu pelajaran yang umum adalah munculnya investasi yang kurang pada pendidikan dasar pada hampir semua negara yang kurang berkembang, dengan memberikan kualitas pendidikan yang ada bisa mencapai level yang lebih tinggi dan hanya sedikit berada pada level bawah sebuah sistem, maka kita harus menekankan tentang kuantitas; data rate of return tidak dapat mengatakan kepada kita tantang apa yang akan terjadi apabila isi dari sekolah primer secara dramatis dirubah.
Kadang-kadang dikatakan karena adanya kemiskinan maka hanya sedikit otoritas pendidikan yang dpat meningkatkan tingkat kehadiran di sekolah primer.
Pernyataan yang mengatakan bahwa adanya perubahan pengeluaran dalam memperkuat pendidikan dasar yang disebut dengan “externalities” dan dengan memperkuat tujuan non ekonomi tertentu untuk tujuan pendidikan, sebagai contoh adalah persamaan kesempatan pendidikan, kohesi sosial, dan kestabilan politik.
Kebanyakan dari proyek jangka panjang prospek bekerja di negara yang kurang berkembang selalu memprediksikan surplus dari pekerja yang prospek dalam kualitas dari tahun 1980 – 1985. Tenaga manusia yang kurang terdidik sangat mempengaruhi pertumbuha ekonomi. Pengembangan sekolah primer lebih pada keputusan yang politis, sedangkan pertanyaan “ permintaan sosial” dan kosentrasi yang difokuskan pada pendidikan secondary dan yang lebih tinggi. Sebagai elemen yang berkontribusi pada pendidikan pertumbuhan ekonomi. Analisis rate of return tidak mengasumsikan perioritas yang kurang pada kekuatan manusia di level yang lebih tinggi, meskipun sekolah formal diinvestasikan dibandingkan fasilitas yang lain.
Agar menghindari adanya lulusan sekolah yang meningkatkan jumlah pengangguran lulusan sekolah yang lebih tinggi, maka dengan cara mempersiapkan orang agar mendapat kesempatan yang lebih besar untuk pengangguran dari sekolah yang lebih tinggi dengan memberikan kesempatan di pusat tenaga kerja.
Dengan kata lain ini sangat penting bagi kita untuk menyadarai bahwa kita hanya membuat pertumbuhan yang lebih tinggi dan beberapa tingkat dari sekunder, pendidikan tidak hanya berdasarkan pada fakta bahwa ada pendidikan bagi orang yang tidak bekerja. Dengan kata lain otoritas pendidikan adalah untuk memotong universitas yang secara sederhana meningkatkan jumlah lulusan yang tidak bekerja dimana dengan meningkatkan jumlah orang yang tidak bekerja setelah lulus dari sekolah primer. Maka fungsinta berada pada pasar tenaga keraja. Jadi ekspansi dibidang pendidikan tidak hanya berarti bahwa adanya penundaan masalah tetapi juga akan memperbesar masalah dimasa yang akan datang bila pengembangan pendidikan ditunda-tunda.
Kekeliruan Tentang Sekolah Kejuruan
Philip Foster dengan artinya membantah bukti dari pendapat tentang sekolah kejuruan. Dia membantah pertama bahwa pelatihan kejuruan tidak menyediakannya guru pendidikan formal dapat menjadi metode yang efektif dalam mempercepat perkembangan ekonomi. Dia juga membantah pendidikan umum dan pelatihan kejuruan adalah hal yang saling melengkapi. Pendidikan umum akan menjadi dasar untuk pendidikan kejuruan dan pendidikan kejuruan menjadi dasar dalam pekerjaan nantinya bukan dasar dalam pendidikan umum yang ada di sekolah. Kemudian dia juga berpendapat bahwa pendidikan kejuruan yang khusus sebenarnya nanti akan sama dengan job training yang akan mereka dapatkan ketika dia telah dibutuhkan untuk mengisi suatu posisi di skill pasar tenaga kerja.
Masalahnya sekarang adalah adanya tingkat ketidak akuratan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga manusia. Apabila kita bisa memperkirakan dengan tepat kebutuhan akan skill khusus yang spesifik, maka tentu saja akan ada pelatihan orang-orang dalam skala ekonomi dalam dasar yang kuat di dalam sekolah untuk mendapatkan skill-skill ini. Prediksi yang detail tentang kebutuhan skill juga sangat fatal akibatnya bagi sekolah kejuruan.
Berikut ini kita memikirkan dengan lebih dalam argumen yang menentang sekolah kejuruan. Setiap orang setuju bahwa sekolah kejuruan itu mahal; guru sekolah kejuruan harus guru yang telah terlatih dengan baik memiliki pengalaman di industri, peralatan yang dipakai di sekolah haruslah sesuai dengan perkembangan, adanya ketidakmungkinan dalam menstimulasi ritme dan disiplin kerja yang sebenarnya dari sebuah pabrik kedalam kelas, dan kebanyakan dari siswa melihat bahwa sekolah kejuruan sebagai kesempatan terbaik yang kedua makanya ada keraguan mengambil training secara serius. Untuk itu pelatihan kejuruan haruslah pada skill yang umum agar dalam hal pekerjaan apapun nantinya dapat dipahami. Banyak dari sekolah yang sudah mampu menyediakan fondasi teknikal dari kebutuhan skill khusus pada saat bekerja.
Biaya Pribadi dan Sosial dari Pendidikan
Disini diperlihatkan gap yang membatasi antara biaya pendidikan pribadi dan sosial. Tingkat return pribadi pada pendidikan dimana-mana lebih tinggi dari pada tingkat sosial, dimana kenyataan bahwa tingkat pribadi hanya dihitung dari pengeluaran setelah deduksi dari income pajak, sementara tingkat sosial dihitung sebelum deduksi income pajak.
Jadi adanya fakta yang masih belum bisa dipahami bahwa membebaskan dari biaya pengajar tidak akan membuat siswa bebas dari biaya pendidikan, biaya yang tidak langsung selama berlangsungnya pendidikan adalah biaya yang lebih besar bagi siswa dan orang tua dari pada biaya yang secara langsung dalam bentuk uang sekolah, buku, dan biaya transport.
Maka banyak orang-orang yang tidak dapat menyekolahkan anak mereka, contohnya pada anak-anak yang ada di Afrika. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi maka pendidikan juga dibutuhkan di negara-negara berkembang. Jadi sekarang ada bukti bahwa baik tujuan ekonomi maupun sosial akan mengarahkan sitem ekonomi.
Diskusi yang jelas tentang biaya adalah kecukupan untuk memperlihatkan bahwa hal ini dapat dicapai dengan beberapa cara; anggaran pendidikan dapat dialokasikan kembali pada pendidikan dasar atau yang lebih tinggi dengan meninggalkan pola finansial pendidikan yang ada sebelumnya. Total biaya yang lebih tinggi dapat dirubah kepada siswa dan orang tua pada pendidikan yang lebih tinggi, jadi tidak ada lasan untuk mngeluarkan biaya pendidikan sebagai salah satu instrumen peraturan.

Analisis Keefektifan Biaya
Analisis rate of return dan analisis cost benefit adalah genus yang dapat digunakan untuk mengevaluasi beberapa kegitan dan beberapa objektif tujuan kegiatan agar memuaskan. Saya melabel “Analisis Keefektifan Biaya” dimana beberapa praktisi menggambarkan sebagai “Analisis Sistem” atau ilmu manajemen, apapun itu metode dalam penerapan pada sejumlah proyek elternatif memiliki paling kurang tiga tahapan utama:
1. Menspesifikasi tiap-tiap objektif yang diskala dalam angka bilangan biasa tetapi mungkin juga dalam bentuk angka ordinal.
2. Dalam hal skala, pengukuran keefektifan semu proyek proyek per unit biaya dari tiap-tiap objektif.
3. Pilihan proyek yang terbaik dengan menerapkan fungsi pilihan menjadi perioritas diantara objektif tanpa melihat ketidakmungkinan dalam memilih sejumlah konflik pada rasio keefektifan biaya.
Tidak diragukan lagi bahwa sangat susah untuk bekerja secara sistematis pada setiap tahapan, tetapi ini memberikan keuntungan yang besar tidak hanya dalam memperlihatkan semua keputusan pendidikan yang meliputi keputusan nilai yang fundamental tentang tujuan atau objektif, tetapi juga akan memperlihatkan secara tepat dimana keputusan harus dimasukkan.
Perencanaan pendidikan harus melewati analisis cost fenefit kemudian analisis keefektifan biaya (cost). Kita dapat mengatakan bahwa sangat sulit untuk memberikan interprestasi yang tidak ambigu mengenai tujuan perkembangan ekonomi negara, dimana tujuan pendidikan dalam hal sosial, politik dan kemurnian. Secara radikal peraturan pendidikan yang berbeda-beda dapat dinilai dalam segi “persamaan kesempatan pendidikan” . Konsep perencanaan pendidikan untuk objektif ekonomi dapat dibandingkan dengan perencanaan pendidikan objektif sosial, politik dan pendidikan. Jadi analisis keefektifan biaya dalam sebuah kerengka kerja, dimana akan mengizinkan ilmuwan sosial dan ahli ekonomi untuk membuat kontribusi mereka didalam subjek ini.

0 komentar:

Posting Komentar