IKLIM KOMUNIKASI
DI SMA NEGERI 1 TILATANG KAMANG
Oleh : Maizirwan
A. PENDAHULUAN
Materi perkuliahan Komunikasi Organisasi adalah; 1. Konsep dasar komunikasi organisasi, 2. Pentingnya komunikasi dalam suatu organisasi, 3. Model komunikasi organisasi, 4. Hakikat komunikasi organisasi, 5. Sistem komunikasi organisasi, 6. Format komunikasi organisasi, 7. Efektifitas komunikasi organisasi, 8. Audit komunikasi, dan 9. Peranan komunikasi dalam proses manajemen pendidikan.
Tujuan mata kuliah diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menguasai konsep dasar dan pentingnya komunikasi dalam organisasi, 2. Mendeskripsikan proses dan sistem komunikasi organisasi, 3. Memahami berbagai bentuk jaringan dan jenis komunikasi dalam organisasi, 4. Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi distorsi pesan dan efektifitas komunikasi dalam organisasi, 5. Menguasai konsep dasar audit komunikasi organisasi dan peranan komunikasi organisasi dalam manajemen pendidikan. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai tersebut Mahasiswa ditugaskan untuk melihat, mengamati iklim komunikasi di tempat tugas masing-masing khususnya tentang permasalahan dalam proses komunikasi dalam suatu organisasi dan apa jalan keluar dari permasalahan tersebut dengan berpedoman pada teori-teori yang sudah dibahas dan dipelajari dalam perkuliahan. Dengan melihat fenomena komunikasi, ketidakpuasan komunikasi, serta tentang keterbukaan komunikasi yang ada di tempat tugas mahasiswa masing-masing.
Pada kesempatan ini Penulis memilih unit organisasi yang terdekat dengan diri Penulis sendiri yaitu Organisasi SMA Negeri 1 Tilatang Kamang Kabupaten Agam. Alasannya adalah bahwa unit organisasi ini merupakan tempat tugas Penulis sehari-hari dan merasa mengenal pola dan iklim komunikasi yang ada di unit organisasi ini.
Isi laporan ini diawali dengan A. Pendahuluan, B. Pembahasan dengan rinciannya mengenai 1. Kondisi nyata obyek observasi, 2. Iklim organisasi di SMA Negeri 1 Tilatang Kamang, 3. Permasalahan proses komunikasi di SMA Negeri 1 Tilatang Kamang, 4. Solusi masalah secara teoritis, kemudian C. Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
B. PEMBAHASAN
1. Kondisi Obyektif yang Diobservasi
SMA Negeri 1 Tilatang Kamang berada di pusat kecamatan Tilatang Kamang yaitu Pekan Kamis, terdiri dari 63 orang guru tetap atau PNS, 6 orang guru tidak tetap atau honorer sehingga jumlah total guru 69 orang. Unit kerja ini memiliki 14 orang tenaga administrasi atau Tata Usaha, dan jumlah siswa lebih kurang 597 orang dengan rincian 220 orang kelas X, 205 orang kelas XI, dan 172 orang kelas XII. Unsur pimpinan terdiri dari :
1 orang kepala sekolah
4 orang wakil kepala sekolah
4 orang staf wakil kepala sekolah
1 orang kepala urusan tata usaha
1 orang pembina osis
Kemudian beberapa orang ketua dan koordinator dari beberapa unit pelaksana kegiatan, seperti Bimbingan Konseling, UKS, Labor, Pustaka dan ditambah dengan kepengurusan lainnya seperti Komite sekolah, KPN serta lain-lain yang rasanya tidak perlu dirinci satu persatu.
Karena banyaknya personil yang terlibat dalam organisasi tersebut, serta banyaknya unit kegiatan dan unit kerja, maka Penulis memberi batasan dalam observasi ini yaitu tentang “Komunikasi ke atas dan Komunikasi ke bawah”. Sedangkan komunikasi horizontal tidak dijadikan obyek observasi mengingat keterbatasan Penulis dalam melakukan observasi yang menyeluruh. Ditinjau dari sudut :
a. Rasa tanggung jawab
b. Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan
c. Ganjaran dan reward
d. Rasa persaudaraan
e. Semangat kolompok atau tim
Berdasarkan pengamatan tentang iklim organisasi dapat disimpulkan bahwa; Iklim organisasi SMA Negeri 1 Tilatang Kamang cendrung positif, sehingga terlihat organisasi lebih produktif yang ditandai dengan indikator antara lain rasa tanggung jawab, harapan kualitas kerja yang dibuktikan dengan keinginan semua warga sekolah lulus UN kelas XII 100 % dan banyak diterima di perguruan tinggi paforit bagi out-put, kemudian phunishman atau ganjaran yang dapat dikatakan tidak pernah dilakukan oleh pimpinan organisasi, tapi reward atau penghargaan lebih sering terlihat seperti pujian dalam rapat dinas atas prestasi bawahan, hadiah berupa pakaian untuk guru yang tinggi nilai ujian nasional siswa dan lain-lain.
Kemudian juga rasa persaudaraan yang terlihat dari level horizontal dan fertikal ditandai dengan semangat kerja yang tinggi dengan indikator guru merasa segan dengan tidak hadir pada jam mengajar serta kerjasama kelompok pada suatu kegiatan seperti acara reuni akbar I tahun 2008 kemaren.
2. Iklim Komunikasi di SMA Negeri 1 Tilatang Kamang
Berdasarkan tiga bentuk komunikasi secara umum yaitu komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal dalam organisasi SMA Negeri 1 Tilatang Kamang. Dalam laporan ini yang akan dibicarakan difokuskan pada komunikasi vertikal. Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik.
Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:
a. Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan.
b. Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
c. Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi, insentif.
Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya. Keberhasilan organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya.
Fungsi komunikasi ke atas digunakan untuk:
a. Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan, dan keluhan.
b. Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan . Iklim komunikasi yang dibangun oleh pimpinan SMA Negeri 1 Tilatang Kamang sangat kondusif, komunikasi dikembangkan dengan prinsip persaudaraan sehingga mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi secara terbuka, relaks, ramah-tamah dan penuh keakraban.
Komunikasi ke atas yang berbentuk ide-ide, gagasan, saran dan pendapat sangat dihargai oleh pimpinan organisasi, begitu sebaliknya komunikasi ke bawah dari kepala sekolah kepada guru-guru berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya komunikasi yang terjadi dalam rapat periodik, pimpinan mengkomunikasikan sesuatu yang bersifat tugas dan kewajiban bagi guru yang diterima dengan senang hati, sebaliknya ada masukan dan saran dari bawah ke atas pimpinanpun menanggapi dengan terbuka.
Hal ini sesuai dengan dimensi iklim komunikasi yang dikemukakan oleh Redding (Goldhaber, 1986) dalam Arni Muhammad, 2008:85) yang menyebutkan lima dimensi iklim komunikasi yaitu; 1. Supportiveness, guru merasa dihargai dan merasa penting bila berkomunikasi dengan atasannya, 2. Bila manager atau kepala sekolah mengambil keputusan misalnya tentang disiplin siswa, tentang lomba yang akan diikuti ada melibatkan bawahan seperti guru dan tata usaha untuk membuat keputusan, 3. Pimpinan sebagian juga ada memberikan kepercayaan pada guru dan juga memilih orang yang diberi kepercayaan dalam hal ini terlihat ada masalah dalam proses komunikasi, 4. Keterbukaan dan keterusterangan, pada dimensi ini cukup baik berdasarkan pengamatan Penulis, dan 5. Tujuan kinerja yang tinggi, hal ini juga agak jadi masalah, sebab apa yang ingin dicapai terkait dengan program-program sekolah, hanya sebagian yang dikomunikasikan dengan seluruh guru atau tata usaha.
3. Permasalahan dalam Proses Komunikasi di SMA Negeri 1 Tilatang Kamang
Untuk mengobservasi permasalahan komunikasi di SMA Negeri 1 Tilatang Kamang, terlebih dulu Penulis membuat batasan observasi mengingat luasnya subyek yang diobservasi serta keterbatasan Penulis dalam melakukan observasi. Ruang lingkup observasi adalah komunikasi yang terjadi ke atas dan komunikasi yang terjadi ke bawah dalam arti kata, komunikasi dari kepala sekolah terhadap guru dan sebaliknya komunikasi yang terjadi antara guru pada kepala sekolah.
Dalam lingkup permasalahan proses komunikasi yang terjadi pada unit kerja ini, Penulis menggunakan alat bantu yaitu pedoman observasi, pedoman observasi ini dirancang dari buku Komunikasi Organisasi karangan Arni Muhammad, tahun 2008 sebagai berikut:
No. Pernyataan Ada Tidak
1. Memperlihatkan ekspresi puas setelah berkomunikasi dengan kepala sekolah
2. Seberapa pentingya sumber pesan yang dikomunikasikan
3. Sumber pesan yang dikomunikasikan itu dapat dipercaya
4. Sumber pesan tersebut terbuka terhadap komunuikasi
5. Informasi cocok dan tepat
6. Informasi bermanfaat bagi guru
7. Balikan informasi ditanggapi serius oleh kepala sekolah
8. Komunikasi kepala sekolah menggunakan media atau perantara
9. Komunikasi guru melalui saluran atau perantara
10. Fungsi komunikasi bersifat intruksi tugas
11. Bersifat pesan pemeliharaan
12. Komunikasi yang berisi pesan kamanusiaan
13. Komunikasi yang bersifat pesan pembaruan
14. Komunikasi berimbas bagi pengembangan karir
15. Menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperjelas komunikasi verbal
Untuk melihat proses dan sistem komunikasi yang terjadi di SMA Negeri 1 Tilatang Kamang (tujuan ke 2 mata kuliah dalam silabus), Penulis melihat komunikasi yang terjadi pada saat rapat periodik, yaitu rapat boleh juga dikatakan meeting minggu pertama setiap bulan, serta komunikasi harian saat kepala sekolah berkunjung ke ruangan guru.
Berdasarkan pedoman observasi di atas, dapat dilihat permasalah dalam proses komunikasi sebagai berikut :
a. Ditinjau dari Garis Komunikasi ke Atas
Dari kunjungan guru ke ruang kepala sekolah setelah keluar ruangan ada yang terlihat tersenyum dan ada yang terlihat agak murung. Proses komunikasi ini kemungkinan menyangkut masalah tugas dan kewajiban guru yang bersangkutan, bisa saja masalah perangkat mengajar atau bahan ajar dan lainnya sehingga terlihat dari puas tidak puasnya guru setelah proses komunikasi.
Sumber informasi tidak jadi perhatian, terlihat kepala sekolah kurang menanggapi surat kalau datang dari dinas propinsi (hanya diarsipkan) tapi kalau dari dinas kabupaten sumber informasi itu ditanggapi dengan serius, contohnya setelah Penulis komunikasikan tentang surat permintaan data calon peserta UN 2009.
Kepala sekolah memiliki wakil bidang Humas, guru-guru cendrung menyampaikan aspirasi melalui Wakasek bidang Humas.
Apabila ada ide-ide, gagasan atau pendapat dari guru, biasanya kepala sekolah menampung dan menyalurkan aspirasi tersebut, sehingga tidak terlihat adanya masalah dalam proses komunikasi terkait dengan penyampaian aspirasi.
Dalam komunikasi harian biasanya guru menggunakan bahasa daerah (bahasa Minang) sedangkan kepala sekolah menggunakan bahasa Indonesia, hal ini kadang menimbulkan masalah sehingga salah interprestasi.
Dalam komunikasi ke atas yang sering jadi masalah adalah balikan, dalam proses komunikasi sering menggunakan saluran wakil kepala sekolah, jadi balikan komunikasi keatas tidak langsung pada guru.
Isi pesan dalam proses komunikasi dari bawah ke atas biasanya selalu terpercaya, sehingga kepala sekolah tidak perlu menyaring informasi, yang cendrung jadi masalah adalah isi pesan yang berasal dari luar lingkungan sekolah, ini memang tidak dipercaya.
Iklim komunikasi formal dari guru pada kepala sekolah biasanya dilakukan langsung, bisa diruangan kepala sekolah, dalam rapat majelis guru, atau saat meeting bulanan. Dalam komunikasi formal ini cendrung tidak ada masalah dalam proses komunikasi.
b. Ditinjau dari Garis Komunukasi ke Bawah
Pimpinan memberi informasi pada bawahan atau guru tidak keseluruhan, yang diinformasikan adalah informasi yang terkait dengan penyelesaian tugas, hal ini jadi masalah yang tekait dengan keterbukaan pimpinan pada bawahan.
Pimpinan sekolah dalam menyampaikan informasi pesan lebih banyak dalam bentuk lisan dengan tatap muka, baik individu atau kelompok, pesan seperti ini cendrung guru lupa jika guru ada yang tidak mencatat. Menurut Dahle (1981) dalam Arni Muhammad menyebutkan bahwa “Pesan itu akan lebih efektif bila dikirim dalam bentuk lisan dan tulisan”
Pesan mengenai kalender sekolah biasanya disampaikan secara lisan dan lain-lain, karena semua pesan dari dinas kabupaten disampaikan secara lisan dan copy suratnya ditempel pada papan pengumuman, dalam masalah ini terlihat sebagian guru ada yang membaca dan ada yang berlalu saja, akhirnya pesan yang dikomunikasikan tersebut berlebihan.
Kadang-kadang sekolah menyampaikan pesan agak terlambat dalam mengkomunikasikannya, bahkan ada pesan yang cendrung dikominikasikan dalam keadaan tergesa-gesa, hal ini biasa saja terjadi disebabkan oleh pesan dari dinas kabupaten terlambat datangnya sehingga mengganggu komunikasi dengan dengan bawahan. Hendaknya pesan tersebut dapat dijadikan proses komunikasi yang saling menguntungkan antara atasan dengan bawahan.
Dalam proses komunikasi antara kepala sekolah dengan guru, terlihat tidak ada penyaringan informasi, sebab pesan yang disampaikan dari atas ke bawah biasanya sudah dipilah mana yang penting dan tidak penting. Untuk itu masalah komunikasi yang terlihat adalah informasi kepala sekolah singkat dan padat, sehingga guru menginginkan informasi lebih banyak lagi.
Arah komunikasi dari atas ke bawah juga terlihat masalah mengenai pemahaman pesan, wawasan dan analisa bawahan atau guru kadang kala salah interprestasi dari maksud dan tujuan pesan yang dikomunikasikan atasan.
Masalah lain yang terlihat adalah masalah program komunikasi, biasanya komunikasi secara formal dilakukan setiap Senin minggu pertama tiap bulan yang bersamaan dengan kegiatan upacara bendera gabungan, ini terlihat kurang terencana dan juga programnya tidak dikomunikasikan dengan baik dari atasan pada bawahan.
Masalah fungsi komunikasi ke bawah bila ditinjau dari sudut intruksi tugas, rasional, ideologi, informasi, dan balikan, diantara lima fungsi tersebut yang paling dominan adalah pesan dalam bentuk intruksi tugas dan informasi, yang jadi masalah adalah balikan dari atasan pada bawahan yang kurang terlihat dari hasil pekerjaannya.
4. Solusi Masalah Secara Teoritis
a. Solusi Masalah Komunikasi Ke Atas
Kepuasan komunikasi, yang dimaksud kepuasan komunikasi organisasi menurut Redding (Pace,1989) dalam Arni Muhammad, (2008:87) adalah “Semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan”. Apabila informasi yang dikumunikasikan dengan cara yang konsisten dengan apa yang diharapkan pimpinan atau bawahan akan mendapatkan kepuasan dengan komunikasi. Dalam buku Arni Muhammad yang berjudul Komunikasi Organisasi halaman 88 menyebutkan bahwa kepuasan dengan komunikasi muncul dari kombinasi factor berikut: 1. Kepuasan dengan pekerjaan, 2. Kepuasan dengan ketepatan informasi, 3. Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyerahkan penyempurnaan, 4. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi, 5. Kepuasan dengan kualitas media, 6. Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja, 7. Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan. Jadi kepuasan dalam hal ini menunjukkan bagaimana baiknya informasi yang tersedia memenuhi persyaratan permintaan pimpinan, diterima, diproses, dan direspon oleh pimpinan.
Sumber Informasi atau Pesan, Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu: 1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?) 3. Media (melalui saluran/channel/media apa?) 4. Komunikan (kepada siapa?) 5. Efek (dengan dampak/efek apa?). Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Saluran Komunikasi, dari permasalahan di atas tentang saluran komunikasi dari bawahan pada atasan solusinya adalah dengan memahami prinsip-prinsip komunikasi ke atas. Menurut Planty dan Machaver (Pace,1989) dalam Arni Muhammad (2008:120) prinsip-prinsip tersebut adalah: 1. Komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan, 2. Berlangsung terus-menerus, 3. Menggunakan saluran yang rutin, 4. Menekankan kesensitifan dan penerimaan ide, 5. Memerlukan pendengar yang objektif, 6. Memerlukan pengambilan tindakan berespon terhadap masalah, 7. Menggunakan bermacam-macam media dan metode untuk memajukan arus informasi. Jadi dari prinsip di atas terkait dengan saluran komunikasi keatas perlu direncanakan dan terus menerus dengan saluran yang rutin serta menggunakan bermacam-macam media agar pesan dari bawahan sampai pada atasan.
Balikan Komunikasi, Hendaknya balikan komunikasi dari bawahan pada atasan diperoleh sesegera mungkin, agar bawahan dapat pula secara cepat membuat keputusan.
Isi Pesan, untuk mengatasi masalah komunikasi dari bawahan pada atasan terkait dengan isi pesan, komunikator atau bawahan perlu memahami tentang apa saja yang seharusnya dikomunikasikan pada atasan, kuncinya adalah pesan atau informasi apa yang diharapkan oleh pimpinan. Arni Muhammad (2008:118) berpendapat bahwa seorang pimpinan berharap dapat informasi dari bawahan tentang: 1. Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hasil yang dicapai, kemajuan, dan rencana mendatang, 2. Kesulitan pekerjaan dan memerlukan bantuan pimpinan, 3. Saran atau ide bagi kemajuan unitnya, atau sekolah secara keseluruhan,4. Menyatakan pikiran dan perasaan mengenai pekerjaan, teman kerja, dan organisasi.
b. Solusi Masalah Komunikasi Ke Bawah
Keterbukaan Pesan, sering dikatakan bahwa hubungan atasan dan bawahan adalah jantung pengelolaan organisasi yang efektif. Agar hubungan ini berhasil harus ada kepercayaan dan keterbukaan antara atasan dan bawahan, (Arni Muhammad,2008:172). Jika atasan mengaharapkan bawahan bersikap atau bersifat terbuka dan membagi kesulitan, maka atasan hendaklah sanggup meyakini bawahan bahwa informasi yang disampaikan pada bawahan tidaklah akan digunakan untuk mannentangnya dikemudian hari. Dengan demikian informasi yang akan disampaikan pada bawahan hendaklah selengkap mungkin dn terbuka tapi dibutuhkan juga penyaringan informasi dengan cara audit komunikasi.
Tepat waktu dan tepat sasaran, Masalah komunikasi atau penyampaian pesan yang berkaitan dengan waktu biasanya dipengaruhi oleh budaya. Studi dari Goldhaber dalam Arni Muhammad, memperlihatkan bahwa “Kualitas informasi dari kebanyakan sumber utama dalam organisasi berkurang karena ketepatan waktunya kurang baik”. Kemudian pesan dari atasan pada bawahan juga harus tepat sasaran, maksudnya adalah persesuaian arti pesan yang dimaksudkan oleh atasan dengan arti yang diinterprestasi oleh bawahan, begitu juga sesuatu yang akan dikomunikasikan pada bawahan hendaklah memilih sasaran yang tepat pada siapa informasi itu harus disampaikan. Dalam hal ini akan lebih baik bila atasan menyampaikan pesan pada bawahan dengan mengkombinasikan komunikasi lisan dan tulisan dengan harapan akan lebih efektif.
Distorsi Pesan, untuk mengurangi masalah distorsi pesan dari atasan pada bawahan menurut Down (Pace,1989) dalam Arni Muhammad (2008:220) mengemukakan empat cara umum yaitu 1. Menetapkan lebih dari satu saluran komunikasi, maksudnya adalah mengkonfirmasikan pesan itu dengan berbagai sumber pesan, 2. Menciptakan prosedur untuk mengimbangi distorsi, pimpinan hendaklah mengidentifikasi gangguan ini dengan teliti sehingga dikenal mana informasi yang lebih dekat pada yang asli dan tidak menggunakan informasi itu untuk pembuatan keputusan, 3. Menghilangkan perantara antara pembuat keputusan dengan pemberi informasi. 4. Mengembangkan pembuktian gangguan pesan. Berdasarkan catatan kuliah komunikasi organisasi untuk menetralkan gangguan ini bias dilakukan hal sebagai berikut: a. Menambah kekuatan sinyal, b. Mengarahkan sinyal dengan persis, c. Menggunakan media yang lain, d. Melakukan redudansi atau pengulangan informasi atau pesan dari atasan pada bawahan. Dari catatan kuliah Komunikasi Organisasi dengan Ibu Dr. Nurhuzrah Gististuanti, M.Ed distorsi itu dapat diatasi dengan cara: 1. Menggunakan lebih dari satu saluran, 2. Menciptakan prosedur untuk mengurangi didtorsi, 3. Menghilangkan pengantara, 4. Jangan menyingkat pesan.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas yang diawali dengan pedoman observasi sebagai patokan dalam melihat permasalahan proses komunikasi yang terjadi di SMA Negeri 1 Tilatang Kamang serta mengingat luasnya subyek yang diobservasi, Penulis hanya memfokuskan observasi pada garis komunikasi yang terjadi antara atasan pada bawahan dan sebaliknya dari bawahan pada atasan.
Masalah dalam proses komunikasi ke atas atau dari guru pada kepala sekolah terlihat sedikit sekali dan bisa diatasi, Cuma kalau komunikasi ini melalui wakil kepala sekolah sering kurang ditanggapi dengan serius, akhirnya berdampak pada sikap apatis dari guru terhadap masalah sekolah yang perlu dikomunikasikan.
Masalah dalam proses komunikasi ke bawah khususnya dari kepala sekolah terhadap guru-guru baik secara langsung maupun melalui perantara wakil kepala sekolah adalah masalah pesan intruksi tugas dan informasi yang tidak diikuti dengan pesan rasional, yaitu menjelaskan mengenai tujuan aktifitas itu sehingga pesan balikan pada guru cendrung negatif.
2. Saran – Saran
Komunikasikan tentang program komunikasi formal yang ada di sekolah oleh atasan pada bawahan.
Pesan yang berkaitan dengan intruksi tugas hendaknya disampaikan langsung oleh kepala sekolah bukan melalui wakil, bisa juga wakil kepala sekolah tapi harus membaca dan belajar ilmu komunikasi.
Pesan dari bawah ke atas hendaknya menggunakan pola jaringan komunikasi formal sehingga atasan bisa menanggapi dengan formal pula.
Guru hendaknya jangan bersikap apatis terhadap isyu-isyu yang berkembang, ini perlu dikomunikasikan langsung dengan atasan.
Demikianlah tugas terstruktur mata kuliah komunikasi organisasi ini, mudah-mudahan tugas saya ini sesuai dengan harapan Ibu, terakhir saya mohon maaf bila laporan saya ini tidak mengenai sasaran, terima kasih.
Wassalam
MAIZIRWAN
NIM. 10644
SUMBER BACAAN
1. Muhammad, Arni. 2008. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara.
2. Gististuanti, Nurhizrah. 3 Januari 2009. Catatan kuliah Komunikasi Organisasi 3 Januari 2009. Administrasi Pendidikan, PPs. UNP.
3. Wina Puspita Sari , M.Si. Audit Komunikasi Sebagai Alat Untuk Mengukur Efektifitas dan Efisiensi Komunikasi Dalam Suatu Organisasi. Penelitian Tidak dipublikasikan. Fakultas Ilmu komunikasi, Universitas Budi Luhur.
Selamat Pak Wen,
BalasHapusBlog nya sudah jadi...
Untuk mendapatkan komentar mengenai blog dapat dilakukan beberapa langkah, antara lain :
- kirim email ke kawan2 lain, lalu di dalam berita minta komentarnya mengenai blog Bapak. jangan lupa copy pastekan alamat blog bapap atau diketikan langsung spt : http://smantika.blogspot.com
- cara selanjutnya adalah dengan ikut di miling list spt milisnya guru/pengawas sekolah dinas pendidikan tk I sumbar. caranya kirim email kosong tanpa subjek ke alamat : pakguruonline@yahoogroups.com
Ikuti langkah-langkah selanjutnya lewat email balasan. Kalau sudah terdaftar ke milist, kirim email biasa untuk minta komentar dari para anggota yang ada di milist dengan mencantumkan alamat blog Bapak.
- Langkah lainnya, dengan mencoba mencari panduan pengelolaan blog melalui mbah google. caranya buka situs google.co.id lalu lakukan proses pencarian dengan mengisikan kata kunci, misalnya panduan mengelola blog, maka akan muncul beberapa situs pengelolaan blog yang dibat jg dengan blog.
Selamat mencoba pak, mudah2 an bisa dikembangkan dengan fitur-fitur lainnya.
Jangan lupa membagi informasi ini dengan teman-teman lainnya, agar bisa sama-sama berkembang.
Wassalam
mr. zoel
smkn1 bkt
hp: 081363443035