MOTTO SMA NEGERI 1 TILATANG KAMANG "BERBUDI PEKERTI DAN BERPRESTASI"

19 Mei 2011

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional Indonesia

Sejarah  Hari Kebangkitan Nasional Indonesia
Disampaikan oleh : Drs. ERWIN UMAR, M.Pd.
                                      Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Agam,
Disampaikan :  Dalam kegiatan Ekspedisi Bukit Barisan Sumatera Barat 2011.
                                                di : Pahambatan,Balingka, Kamis 19 Mei 2011.

          Pada awal abad ke-20 perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia tidak dilakukan lagi dengan cara peperangan atau kekuatan senjata. Salah satu cara yang dilakukan bangsa Indonesia dlam menghadapi pemerintah Kolonial Hindia Belanda ialah dengan mendirikan organisasi. Melalui organisasi itu dilakukan perjuangan, baik berupa tuntutan kepada pemerintah kolonial maupun dikalangan bengsa sendiri. Ada organisasi itu yang secara tegas menyatakan diri sebagai organisasi politik ada pula yang lebih menitik beratkan kegiatan di bidang tertentu seperti : agama, ekonomi, sosial dan pendidikan.

          Organisasi pergerakan kebangsaan yang berdiri pada awal abad ke-20 itu memilki beberapa ciri yaitu :

  1. Keanggotaan tidak berdasarkan atas suku tertentu
  2. Sebagian besar pemimpin organisasi pergerakan nasional itu berasal dari kalangan terdidik yang memperoleh pendidikan barat, serta kelompok intelektual yang sudah bergaul dengan berbagai bangsa, baik melalui sekolah di negeri Belanda maupun yang telah kembali menunaikan ibadah haji.
  3. Organisasi tersebut mempuyai tujuan yang jelas bagi kepentingan seluruh bangsa di bidang : pendidikan, sosial, ekonomi, budaya dan politik
  4. Organisasi tersebut memilki paham kebangsaan atau nasionalisme
 Sejarah berdirinya Boedi Oetomo
           Bangsa Indonesia yang dijajah oleh Belanda hidup dalam penderitaan dan kebodohan, bahkan tingkat kecerdasan srakyat sangat rendah, hal ini adalah pengaruh sistem Kolonialisme Belanda yang berusaha membodohi atau membodohkan bangsa jajahannya.
Politik ini jelas terlihat pada gambaran berikut:
  1. Pengajaran sangat kurang, bahkan setelah menjajah selama 250 tahun tepatnya pada 1850 Belanda mulai memberikan anggaran untuk anak-anak Indonesia, itupun jumlahnya sangat kecil.
  2. Pendidikan yang disediakan tidak banyak, bahkan pengajaran tersebut hanya ditujukan untuk menciptakan tenaga yang bisa baca tulis dan untuk keperluan perusahaan Belanda.
Keadaan yang sangat buruk ini membuat dr. Wahidin Soedirohoesodo yang mula-mula berjuang melalui surat kabar “ Retnodhumilah”, menyerukan pada golongan priyayi Bumiputera untuk membentuk dana pendidikan. Namun usaha tersebut belum membuahkan hasil, sehingga dr. Wahidin Soedirohoesodo harus terjun ke lapangan dengan berceramah langsung.

Lahirnya Boedi Oetomo
Dengan R. Soetomo sebagai motor, timbul niat di kalangan pelajar STOVIA di Jakarta untuk mendirikan perhimpunan di kalangan para pelajar guna menambah pesatnya usaha mengejar ketertinggalan bangsa.
Langkah pertama yang dilakukan Soetomo dan beberapa temannya ialah mengirimkan surat-surat untuk mencari hubungan dengan murid-murid di kota-kota lain di luar Jakarta, misalnya: Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Magelang, dan mendapatkan simpati.
Pada hari Sabtu tanggal 20 Mei 1908 pukul 9.00 pagi, Soetomo dan kawan-kawannya: M. Soeradji, M. Muhammad saleh, M. Soewarno, M. Goenawan,
 Soewarno, R.M. Goembrek, dan R. Angka berkumpul dalam ruang kuliah anatomi STOVIA. Setelah segala sesuatunya dibicarakan masak-masak, mereka sepakat memilih “Boedi Oetomo” menjadi nama perkumpulan yang baru saja mereka resmikan berdirinya yaitu di jalan Abdurrahman Saleh No. 20 jakarta.
“Boedi” artinya perangai atau tabiat sedangkan “Oetomo” berarti baik atau luhur. Boedi Oetomo yang dimaksud oleh pendirinya adalah perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan atas keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat, kemahirannya.
          Anggota Boedi Oetomo terdiri atas para mahasiswa STOVIA dan para pelajar dari berbagai sekolah di beberapa kota di Jawa. Organisasi yang dipimpin oleh para anak muda dan mendapat simpati dari orang-orang yang berjiwa muda.
          Tujuan Boedi Oetomo adalah : melakukan pengajaran bagi orang Jawa dan berusaha membangkitkan kembali budaya Jawa.  Hal ini mendapat reaksi dari orang Belanda maupun priyayi Jawa. Para penentang mendirikan “ Regent Bond Setia Mulya”  di kota Semarang,  tetapi ada pula yang mendukung seperti Bupati Karang Anyar yaitu Tirto Kusomo.  Meskipun pada awalnya tujuan Boedi Oetomo masih smar-samar yaitu ; kemajuan Hindia namun hal ini tetap menarik banyak kalangan, anggota organisasi ini dalam waktu enam bulan sudah mencapai ribuan orang, meskipun hanya terbatas  dari Jawa dan Madura saja.  Cabang Organisasi ini berdiri di berbagai kota di Jawa seperti di ; Bandung, Semarang, Yogjakarta, Bogor, Magelang, Surabaya dan Probolinggo.
Untuk mengkonsolidasikan diri, pada bulan oktober 1926 di kota Yogjakarta dilaksanakan Kongres Boedi oetomo yang pertama, dan menghasilkan beberapa keputusan diantaranya :
1.    Boedi oetomo tidak ikut dalam ke4giatan politik
2.    Kegiatan utama dalam bidang pendidikan dan budaya
3.    Cakupan organisasi dibatasi meliputi Jawa dan Madura saja

terpilih sebagai ketua : RT. Tirto Koesomo, dan markas organisasi di Yogyakarta. Dan oleh pememrintah Kolonial Belanda disahkan sebagai badan hukum, karena tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik.
Boedi Oetomo juga menerbitkan majalah bulanan “ Goeroe Desa organisasi ini akhirnya dalam perjalanan sejarahnya terseret dalam kegiatan politik, yaitu ketika terjadi Perang Dunia I tahun 1915. Untuk mempertahankan Indonesia diusulkan pembentukan INDIANSCHE MILITIE ( milisi bumi putera ) dan VOLKSRAAD ( Dewan Rakyat ), pada akhirnya organisasi ini tersisihkan oleh organisasi-organisasi nasionalis lainnya.
          Pada tahun 1930 keanggotaan Boedi Oetomo terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia, struktur organisasi yang berdiri 1908 disusun dalam bentuk organisasi modern, Organisasi ini dipandang sebagai :  Organisasi pelopor pergerakan nasional Indonesia yang pertama, oleh sebab itu tanggal lahirnya dinayatakan sebagai hari Kebangkitan Nasional Indonesia dan diperingati setiap tahun, dan pada tahun 2011 adalah peringatan yang ke – 103.
Makna Boedi Oetomo, kini, esok dan kedepan.
          Pada saat ini kita memahami dan menyadari tantangan global dan internal yang sedang kita hadapi, yang mengharuskan kita semua untuk memperkuat jatu diri, identitas dan karakter sebagai bangsa Indonesia.  Bangsa yang dikarunai Tuhan Yang Maha Kuasa potensi sumber daya alam dan manusia yang luar biasa besarnya.
          Demikain juga kesempatan yang sangat terbuka untuk menjadi bangsa dan Negara yang besar, maju, demokratis dan sejahtera. Oleh karena itu dengan optimisme yang kuat, kerja keras dan cerdas serta semangat kebersamaan, Insya Allah cita-cita mulia ini bisa kita wujudkan.
           Disinilah pentingnya pendidikan berbasis karakter dengan segala dimensi dan variasinya menjadi penting  dan mutlak. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi secara bersamaan membangun karakter kemuliaan diri bangsa.
          Karakter yang kita bangun bukan hanya kesantunan, tetapi secara bersamaan kita bangun karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaranan intelektual sebagai modal untuk membangun kreativitas dan daya inovasi.
          Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa dan Negara dengan Pancasila, UUD NKRI 1945, Bhinneka Tunggal IKA dan Negara kesatuan Republik Indonesia sebagi pilarnya.
          Dengan peringatan hari Kebangkitan Nasional pada tahun 2011 ini, kita jadikan peringatan ini dengan meminjam tema hari Pendidikan Nasional yang diperingati tanggal  2 Mei yang baru saja kita peringati dengan tema : “ Pendidikan karakter pilar kebangkitan bangsa” dengan sub tema : “ Raih Prestasi junjung tinggi Budi Pekerti”. Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar